Jumat, 27 Februari 2009

sejarah terciptanya nama rokok

pada zaman dahulu kala disebuah kerajaan nikotin yang bernama
Cigarilos, hiduplah seorang raja bernama Minak Djinggo dengan panglima perangnya
yang gagah perkasa : Commodore.
Raja yang memimpin dengan adil dan bijaksana ini mempunyai seorang putri yang cantik jelita
yang menjadi Mascot kerajaan, bernama Sri Wedari.

Suatu ketika putri sedang bermain-main dan berjemur di Long Beach,
tiba-tiba datanglah segerombolan koboi Marlboro di bawah pimpinan Mr.
Brown
dan asistennya Mr. Davidoff. Koboi-koboi itu lalu menculik sang putri.

Beberapa waktu kemudian sang raja menerima surat ancaman dari sang
koboi yang isinya : “Wahai Raja, kalau baginda ingin sang puteri selamat,
Baginda harus menebus dengan uang sebesar US$ 555 juta. Kami tunggu Anda
disebuah Gudang Garam di kota Kansas. Jika anda tidak mau memenuhi permintaanku,
maka kami akan menusuk putrimu dengan Djarum Super sampai Bentoel dan
mengikatnya dengan Tambang Cap Upet !!! “.

Raja pun menjadi geram, sehingga diadakanlah sayembara untuk mencari
pendekar yang dapat menyelematkan sang putri.
Singkat cerita terpilihlah pendekar Sampoerna dengan senjatanya Gentong, Pusaka dan Pompa !!!.

Sang pendekar yang Cool rupanya pernah berguru dengan seorang suhu dari
negeri Tiongkok , bernama Dji Sam Soe dan dia mempunyai prinsip :
“Kalo bisa nomor 1 buat apa 2,3,4“..

Sang pendekar pun pergi menyeberangi lautan dengan kapal U.S.S Kennedy
dengan nahkodanya Marcopolo serta Ardath, seorang jurumudi kawakan
keturunan Java-American menuju medan laga untuk menyelamatkan sang
putri. Sebelum berangkat sang pendekar mohon pamit dan mohon doa restu.
Wismilak, Suhu” kata sang pendekar. Dijawab oleh suhu : “Get Lucky, muridku”.
Sang raja pun berucap untuk sang pendekar “Lasta Masta ….yeah !!!!”.

Dengan mengendarai Mustang serta semangat kepahlawanan yang besar,
pendekar dari bukit Dunhill itu akhirnya berhasil menyelamatkan sang putri. Dia
pukul dengan senjata saktinya si koboi Marlboro Menthol Jauuuuh sekali.

Raja sangat gembira dan kemudian diadakanlah pesta semalam suntuk di
restaurant LA Light.

Pada saat makan malam berlangsung Sang Raja menghampiri sang pendekar
yang sedang murung. Raja berkata, “Wahai pendekar, Ini bukan basa basi lho,
pesta ini diadakan khusus untuk merayakan kemenangan anda,mengapa malah
murung???. Bukankah pendekar pernah bilang, “Asyiknya rame-rame !!??”.
Pendekar pun menjawab, “Pria punya selera“.
“Lalu apa maumu ? ” tanya sang raja.
Dijawab oleh sang pangeran, “Minta Krisdayanti dooong!!!”

Rokok Mengalahkan Kebutuhan Anak

Liputan6.com, Jakarta: Bagi sebagian orang mengisap rokok memang mengasyikan. Itu pula yang dirasakan Rahmat. Ia bisa menghabiskan Rp 250 ribu per bulan demi hobinya merokok. Jumlah itu lebih besar daripada konsumsi susu anaknya yang hanya Rp 190 ribu per bulan. Kebutuhan anak terpaksa dikalahkan dengan hobi sang ayah.

Kondisi ini tentu ironis. Berdasarkan hasil survei Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, banyak warga miskin yang cenderung menghabiskan uangnya untuk merokok ketimbang memenuhi kebutuhan susu dan pendidikan anak.

"Berdasarkan perhitungan tahun 2006, pengeluaran rumah tangga untuk rokok itu rata-rata sebesar Rp 117 ribu per bulan. Angka ini lebih besar dari dana bantuan langsung tunai," kata Abdillah Ahsan, peneliti Lembaga Demografi, Kamis (26/2).

Hasil survei juga menyebutkan jika pemasukan sebuah keluarga miskin sekitar satu juta rupiah per bulan, maka biaya untuk rokok yang dikeluarkan sekitar Rp 120 ribu. Sedangkan biaya untuk membeli telur dan susu hanya 2,25 persen atau sekitar Rp 28 ribu. Biaya pendidikan untuk anak bahkan lebih kecil lagi, yakni sekitar satu persen atau hanya Rp 12 ribu per bulan.

Untuk itu Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi berharap pemerintah segera meratifikasi kebijakan tembakau dunia. Termasuk menaikkan harga cukai, rokok, serta melarang iklan rokok.(IAN/Teguh DH)

Hampir 90% wanita muda Indonesia perokok

Riset terbaru mengungkapkan 88,78% dari 3.040 pelajar SMP putri hingga mahasiswi (13-25 tahun) Indonesia merokok. Mereka mengonsumsi 1-10 batang dalam hidup mereka.
Bertepatan dengan Hari Tanpa Tembakau Sedunia yang bertema Tobacco Free Youth tahun ini, Koalisi untuk Indonesia Sehat (KuIS) memublikasikan data terbaru riset perilaku remaja dan wanita di Jakarta dan Sumatra Barat (Sumbar).

Riset tersebut dilakukan KuIS, The Tobacco Control Research Program of Southeast Asia Tobacco Alliance (SEATCA) dan Rockefeller Foundation. Riset melibatkan 3.040 responden perempuan berusia 13-25 tahun.

Sebanyak 50% responden tinggal di Jakarta dan sisanya tinggal di Kabupaten Pariaman dan Bukittinggi, Sumbar. Pengumpulan data dilakukan dari Oktober sampai Desember 2007.
Riset KuIS yang baru mencakup sebagian kecil wilayah Indonesia itu melaporkan sebanyak 7,18% dari remaja dan perempuan muda pernah merokok 11-100 batang. Bahkan 4,06% dari 3.040 remaja dan perempuan telah mengisap rokok lebih dari 100 batang.

Kenapa mereka merokok? Riset mengungkapkan sebanyak 54,59% remaja dan perempuan merokok dengan tujuan mengurangi ketegangan dan stres. Lainnya beralasan untuk bersantai 29,36%, merokok sebagaimana dilakukan pria 12,84%, pertemanan 2,29%, dan agar diterima dalam kelompok 0,92%.
Sebagian besar remaja putri melihat iklan rokok di televisi 92,86% dan poster 70,63%. Sebanyak 70% remaja dan perempuan juga mengaku melihat promosi rokok pada acara pentas musik, olahraga, dan kegiatan sosial. Sebanyak 10,22% wanita berusia 13-15 tahun dan 14,53% wanita berusia 16-15 tahun pernah ditawari sampel rokok gratis.

Perlu diketahui bahwa pengaruh rokok terhadap sistem reproduksi wanita bukan tidak ada. Wanita perokok memiliki risiko menjadi infertil (mandul) dan kemungkinan menopause lebih awal, bahkan sering terjadi akibat merokok wanita hamil di luar kandungan.
Wanita perokok juga sangat dimungkinkan terserang kanker mulut rahim, pendarahan tekanan darah tinggi, dan berisiko mendapatkan bayi lahir cacat. Risiko penyakit jantung pada wanita perokok lebih tinggi, terutama pada mereka yang menggunakan kontrasepsi oral.
Para orang tua sebenarnya turut memberikan andil dalam persoalan rokok ini. Hasil Susenas 2001 menyebutkan, minimal satu orang dalam setiap keluarga Indonesia merokok. Jika dipersentasekan, 57% penduduk Indonesia merokok.

Parahnya lagi, hampir seluruh perokok atau 91,8%, mereka juga merokok di rumah ketika seluruh anggota keluarganya berada di rumah. Jadi, diperkirakan 97 juta orang penduduk negeri ini secara rutin terpapar asap tembakau di rumah mereka, sebanyak 43 juta di antaranya adalah anak-anak. Survei yang dilakukan Universitas Padjadjaran (1978) melaporkan usia pertama kali merokok pada anak kala itu adalah 12 tahun.
Sebelas tahun kemudian, penelitian Universitas Airlangga (1989) melaporkan fakta baru bahwa angka 12 itu telah bergerak ke angka delapan tahun. Terbaru, penelitian yang dilakukan bersama antara Universitas Andalas, UGM, dan Universitas Padjajaran, usia anak pertama kali merokok telah menyentuh angka tujuh tahun.

Sebuah survei yang digelar tahun lalu menyebutkan 37,3% pelajar dilaporkan biasa merokok. Tiga dari sepuluh pelajar menyatakan pertama kali merokok pada umur di bawah 10 tahun.
Secara umum konsumsi rokok di Indonesia dalam 30 tahun terakhir meningkat tajam, yaitu dari 33 miliar batang per tahun pada 1970 menjadi 230 miliar batang pada 2006. Prevalensi merokok di kalangan orang dewasa meningkat 26,9% pada 1995, menjadi 35% pada 2004.

Berdasarkan hasil survei BPS, jumlah perokok pemula (5-9 tahun) meningkat 400% yakni dari 0,8% (2001) menjadi 1,8% (2004) dari keseluruhan anak usia 5-9 tahun. Dalam periode yang sama, terjadi pula peningkatan jumlah perokok usia 10-14 tahun sebesar 21%, yakni dari 9,5% menjadi 11,5% dari jumlah anak dalam rentang usia tersebut. Peningkatan jumlah perokok juga terjadi pada kelompok usia 15-19 tahun, yakni dari 58,9% menjadi 63,9% dari jumlah anak dalam rentang usia itu.
Tingkat konsumsi rokok di Indonesia menempati urutan tertinggi kelima atau termasuk lima besar dunia. Propaganda dan iklan rokok dikemas sedemikian menarik. Secara global, industri tembakau seluruh dunia mengeluarkan lebih dari US$ 8 miliar setiap tahun untuk iklan dan pemberian sponsor sebagai ajang utama promosi.

“Remaja hari ini adalah calon pelanggan tetap hari esok,” demikian tulis sebuah produsen rokok internasional sebagaimana dikutip jurnal WHO.
Sebetulnya, Peraturan Pemerintah (PP) No. 19/2003 telah melarang pembagian produk contoh secara gratis. Namun fakta di lapangan, pembagian kupon diskon dan penjualan rokok batangan masih sering terjadi. Tentu ini memperbesar akses remaja dan anak terhadap rokok, apalagi hingga kini tak sedikit media cetak atau elektronik yang masih enggan mempromosikan pesan-pesan pengendalian tembakau karena khawatir akan kehilangan pendapatan dari iklan rokok.

Masalah rokok yang terkait dengan kesehatan di Indonesia memang sulit ditangani. Salah satu penyebabnya karena hingga kini Indonesia adalah negara di Asia Tenggara yang belum meratifikasi Framework Convention on Tobacco Control (FCTC).
Selain itu, Indonesia belum memiliki peraturan perundang-undangan yang secara tegas mengatur upaya perlindungan anak di bawah 18 tahun dari bahaya rokok. Bahkan dalam PP No. 23/2002 tentang Pengamanan Rokok bagi Kesehatan, tidak ada satu pun pasal yang melarang penjualan rokok kepada anak di bawah usia.

Meskipun pemerintah telah mengesahkan UU Perlindungan Anak No. 23/2002, sampai saat ini Indonesia belum mempunyai peraturan yang melarang anak-anak merokok. Pasal 59 UU Perlindungan Anak memang menegaskan kewajiban negara untuk melindungi anak-anak dari zat adiktif. Namun, dalam UU itu tidak ada peraturan rinci yang mengatur langkah-langkah perlindungan.
Tak hanya itu, RUU tentang Pengendalian Masalah Tembakau yang ditujukan untuk memberi perlindungan kepada kelompok rentan terutama generasi muda dari bahaya rokok pun hingga kini belum berhasil diundangkan, dengan gagalnya RUU tersebut masuk Program Legislasi Nasional (Prolegnas) 2006 maupun 2007.

Karena itu, perlu ada desakan kepada pemerintah dan parlemen untuk segera memproses RUU tersebut agar ada perlindungan kepada kelompok rentan dari jeratan adiksi nikotin, yang pada gilirannya akan menyelamatkan masa depan anak-anak kita yang merupakan generasi penerus bangsa ini.

Kaitan Rokok dan Penyakit Jantung

Kaitan Rokok dan Penyakit Jantung

Perhubungan tembakau dengan barah paru-paru telah banyak membayangkan kebenaran bahawa tabiat merokok adalah penyumbang kepada penyakit jantung dan penyakit-penyakit saluran darah yang lain. Risiko kematian dari penyakit jantung adalah 2 hingga 3 lebih besar terhadap perokok dibandingkan dengan yang tidak merokok.

RISIKO SERANGAN JANTUNG

Atherosclerosis dari coronary arteries lebih lazim pada perokok dibandingkan dengan yang tidak merokok.
Menghisap rokok menjadi sebab utama kematian yang tiba-tiba, terutama sekali pada orang-orang lelaki di bawah umur 50 tahun.
Risiko bertambah setingkat demi setingkat pada perokok yang juga mengalami hypertensi atau darah tinggi dan risiko kedua-duanya adalah paling tinggi pada perokok.
Wanita-wanita yang mengambil ubat pencegah kehamilan yang juga kuat merokok, boleh menambah risiko serangan jantung mereka hingga 20 kali.
Lebih banyak anda merokok , (dan lebih tinggi tar/nikotin) lebih besar risikonya.

BERITA BAIK! KEBALIKAN RISIKO

Orang-orang yang berhenti merokok boleh mengharapkan kebalikan risiko kematian serangan jantung dengan cepat. Dalam masa setahun berhenti merokok, risikonya berkurangan hampir sama dengan orang yang tidak pernah merokok. Bancian insuran menunjukkan bahawa seseorang yang berumur 32 tahun yang tidak merokok, boleh mengharapkan hidup lebih kurang 7 tahun lebih lama daripada seorang perokok yang sama umurnya.

BAHAYA-BAHAYA LAIN PADA PEROKOK

Barah paru-paru, barah mulut, barah kerongkong: Pengaruhnya lebih tinggi pada perokok; 90% barah paru-paru berlaku pada perokok. Demam paru-paru dan Emphysema: Paru-paru yang telah dirosakkan oleh asap rokok lebih mudah kena jangkitan dan dan juga menyedut kurang oksigen. Kehamilan dan bahaya kepada bayi yang baru lahir: Ibu-ibu yang menghisap rokok mengahadapi bahaya melahirkan anak sebelum waktunya, bayi mati kelahiran atau berat badan bayi yang dilahirkan itu sangat berkurangan. Penyakit mulut: Perokok mungkin mendapati penyakit berkaitan dengan pergigian dan kehilangan gigi.

NIKOTIN

Racun ini pernah digunakan sebagai racun serangga, tetapi sekarang penggunaannya dilarang kerana ketinggian racunnya kepada manusia. Biasanya rokok mungkin mengadungi dengan jumlah yang tidak terbatas dan mudah pula didapati. Nicotin adalah 10 kali lebih toxic daripada DDT. Dihisap bertalu-talu 40 hingga 50 batang boleh membawa maut dalam beberapa minit disebabkan gagal bernafas. Oleh kerana jumlah nikotin itu kecil sahaja pada sekali sedutan, kesannya tidak membawa maut tetapi masih merbahaya pada jantung dan peredaran darah.

KESAN YANG MERBAHAYA DARI NIKOTIN

Menambah tekanan darah dan kadar jantung: hari bekerja lebih kuat.
Boleh menyuburkan atherosclerosis.
Boleh menambahkan pembekuan dalam saluran darah.
Boleh mengganggu denyutan jantung yang normal.

KARBON MONOKSIDA

Gas toxic yang serupa berlaku pada asap kereta juga berlaku pada asap rokok. Karbon monoksida dalam badan mengurangkan kemampuan darah untuk menyerap oksigen dari paru-paru. Ini adalah kerana sel darah merah (pembawa oksigen) lebih suka mengambil karbon monoksida daripada oksigen. Lebih banyak anda merokok lebih besar jumlah karbon monoksida menyerap ke dalam aliran darah anda. Ingatlah!

Ingat : Beralilah ke rokok herbal, rokok yang menyehatkan. Sekarang juga, sebelum terlambat.

ROKOK HERBAL

Rokok Herbal terbuat dari puluhan ramuan yang diolah menjadi bahan campuran tembakau pilihan untuk Rokok sehingga mampu menetralkan kandungan TAR dan NIKOTIN. Ramuan yang juga berfungsi sebagai jamu terapi kesehatan tersebut merupakan warisan leluhur tanpa bahan kimia maupun candu. Terdiri dari beberapa ramuan tradisional dan rempah-rempah yang berfungsi melancarkan peredaran darah, membersihkan racun dalam tubuh terutama pada saluran pernapasan, tenggorokan, dan paru-paru.

Rasa Rokok Herbal secara umum adalah khas rasa Rokok yang pernah dibuat dan dinikmati oleh Raja-Raja Kerajaan Majapahit dan tersebar di seluruh dunia pada masanya. Sudah tentu sesuai dengan karakter cita rasa peRokok Nusantara.

Setelah dilakukan penelitian di laboratorium, Rokok Herbal menunjukkan bahwa kadar “Nikotin Rokok Herbal” sangat rendah, bahkan dinyatakan mendekati 0%.

Hasil uji Laboratorium Resmi menunjukkan nilai TAR Rokok Herbal tinggi. “TAR” secara standar internasional adalah pengukuran berat material asap Rokok yang mengandung racun dan bahan berbahaya lain. Umumnya apabila nilai TAR tinggi maka nafas terasa berat, sesak dan dada sakit. Akan tetapi nilai “TAR” pada “Rokok Herbal” adalah ramuan jamu terapi kesehatan yang membantu mengurangi racun dalam paru-paru dan mengeluarkannya dalam bentuk lendir, sehingga nafas terasa ringan. Pembuktian secara empiris telah banyak yang merasakan efek positifnya.

Ramuan Rokok Herbal terdiri dari bahan-bahan yang mengandung asam dan basa, hasil reakHerbalya adalah garam, maka apabila dirasakan abu Rokok Herbal terasa gurih yang juga mengandung ramuan bermanfaat. Diantaranya menyembuhkan luka ringan, sariawan atau panas dalam, gatal-gatal atau eksim kulit dan bahkan membantu penyembuhan luka akibat penyakit diabetes dengan cara menaburkan abu Rokok Herbal pada bagian yang sakit.


Beberapa bahan yang terkandung dalam puluhan bahan ramuan Rokok Herbal
diantaranya adalah :


Daun Sirih atau dalam bahasa latinnya Piper Betle (Charica Betle), mengandung ragam senyawa kimia seperti minyak atsiri, cineole, serta zat penyamak, antibiotika yang diperlukan untuk membuat ramuan tradisional. Bermanfaat untuk mengobati dan menyembuhkan : Sakit mata, Eksim, Bau mulut, Kulit gatal, Menghilangkan jerawat; Pendarahan gusi, Pendarahan Hidung, Bronkhitis, Batuk, Sariawan, Luka, Keputihan, Sakit jantung, Sifilis, Alergi, Diare, Sakit gigi, Sakit Jantung, Mengurangi produk ASI yang berlebihan. Kandungan sirih dalam ramuan akan terasa segar sebagai pengganti menthol.

Kayu Siwak atau Miswak, berasal dari pohon Salvadore Persica yang tumbuh di sekitar kota Mekah dan Timur Tengah mempunyai zat anti bakteri serta enzim yang mampu mengurangi jumlah bakteri di dalam mulut sehingga gigi menjadi sehat dan mencegah timbulnya gigi berlubang serta efek diHerbalfektan yang terdapat di dalam siwak dapat digunakan untuk menghentikan perdarahan gusi. Mineral yang terdapat di dalam siwak seperti Natrium Klorida, Kalium, Sodium Bikarbonat dan Kalsium Oksida juga berfungsi membersihkan gigi. Bau harum dan rasanya yang enak, timbul dari minyak alamiah berjumlah 1% dari seluruh komposisi. Manfaat kandungan kimiawi kayu siwak:
Antibacterial acids, seperti astringents, abrasive dan detergents yang berfungsi untuk membunuh bakteri, mencegah infeksi dan menghentikan pendarahan pada gusi. Kandungan kimia seperti Klorida, Pottasium, Sodium Bicarbonate, Fluoride, Silika, Sulfur, Vitamin C, Trimethyl amine, Salvadorine, Tannins dan beberapa mineral lainnya yang berfungsi untuk membersihkan gigi, memutihkan dan menyehatkan gigi dan gusi. Bahan-bahan ini sering diekstrak sebagai bahan penyusun pasta gigi.
Minyak aroma alami yang memiliki rasa dan bau yang segar, menjadikan mulut menjadi harum dan menghilangkan bau tak sedap.
Enzim yang mencegah pembentukan plaque yang menyebabkan radang gusi. Plaque juga merupakan penyebab utama tanggalnya gigi secara premature.Anti decay agent (Zat anti pembusukan), yang menurunkan jumlah bakteri di mulut dan mencegah proses pembusukan. Selain itu siwak juga turut merangsang produksi saliva (air liur) lebih, dimana saliva merupakan organik mulut yang melindungi dan membersihkan mulut.

Madu, sudah dikenal baik sebagai “makanan istimewa” untuk kebugaran tubuh serta pengobatan berbagai penyakit. Khasiat madu amat berkaitan dengan kandungan gulanya yang tinggi. Yakni fruktosa 41%, glukosa 35%, dan sukrosa 1,9%. Serta unsur kandungan seperti vitamin A, vitamin B1, vitamin B2, antibiotika, dan lainnya, mampu menggantikan sel-sel tubuh yang mati, memelihara kebugaran tubuh, mempertahankan keperkasaan laki-laki, mengobati leukemia, kanker, AIDS. Madu juga menggantikan Antibiotika bagi penderita kanker, menyembuhkan rematik, wasir, prostat, jantung, tukak lambung, penyakit kulit, luka bakar dan banyak lagi manfaatnya. Karena sampai saat ini berbagai unsur yang terkandung didalamnya belum bisa diketahui seluruhnya.


Khasiat dan reaksi mengisap Rokok Herbal

Bagi peRokok aktif yang pertama kali menghisap Rokok Herbal, kemungkinan akan langsung merasakan kenikmatannya, tubuh terasa segar baik dalam aktifitas sehari-hari maupun setelah bangun tidur, berarti sisa racun dalam tubuh berkadar rendah. Sebagian orang akan merasakan pahit, tenggorokan gatal, panas, sakit, puHerbalg, mual dan sebagainya, menunjukkan ramuan Rokok aktif bekerja menghancurkan dan mengurangi kadar racun tinggi dalam darah dan paru-paru serta tubuh peRokok. Bagi yang bukan peRokok atau peRokok pasif yang mencoba menghisap Rokok Herbal kemungkinan juga merasakan hal-hal seperti diatas.

Reaksi tubuh seperti keluarnya cairan berbentuk lendir dari telinga, hidung dan tenggorokan harus selalu dibersihkan. Kalau kotoran atau racun dalam paru-paru dan tenggorokan terlalu pekat, kemungkinan cairan lendir yang keluar beserta darah kotor.

Dari reaksi-reaksi tersebut dianjurkan untuk mengkonsumsi Rokok Herbal sampai sembuh. Karena Rokok Herbal tetap aman untuk dikonsumsi, dan asapnya tidak meracuni peRokok pasif bahkan berfungsi sebagai terapi kesehatan seperti pada peRokok aktif.

Rokok Herbal memiliki tingkat kadaluarsa cukup lama. Telah diuji bahwa Rokok Herbal semakin lama disimpan akan semakin terasa kenikmatannya dan tidak mengurangi kualitas maupun manfaat ramuan yang terkandung didalamnya. Terkadang di batang Rokok muncul beberapa noda atau bercak sebagai hasil reaksi ramuan yang semakin matang sehingga khasiatnya semakin cepat bekerja apabila dikonsumsi.

Rokok Herbal bekerja dengan prinsip melancarkan peredaran darah tubuh sehingga banyak khasiatnya. Pembuktian oleh konsumen diantaranya adalah:
  1. Nikotin rendah, perokok relatif aman dari sakit dan penyakit Jantung.
  2. Tar ramuan, perokok relatif aman dari sakit Paru dan saluran pernafasan.
  3. Menetralisir zat-zat berbahaya yang terkandung dalam tembakau.
  4. Menyembuhkan penyakit Kencing Manis, Liver, Lambung, Pencernaan, Ginjal, Impotensi.
  5. Asap yang dihisap akan menetralkan racun-racun yang terdapat dalam darah dan organ tubuh.
  6. Menormalkan tekanan darah, menyembuhkan kecanduan Narkoba, Ganja, Minuman Keras.
  7. Menekan Kolesterol, Asam Urat, dan Gula Darah perokok.
  8. Membantu meringankan dan menyembuhkan Penyakit Herbalusitis dan Polip.
  9. Sebagai Gurah (mengeluarkan cairan racun yang terdapat pada Paru-paru dan darah) melalui mulut, hidung dan telinga.
  10. Menyembuhkan dan meringankan penyakit Asma, dan lain-lain.
    Karena sifatnya yang bereaksi dengan bahan kimia, beberapa hal yang mungkin terjadi saat atau setelah menghisap Rokok Herbal:
  11. Badan tidak enak, pusing, tenggorokan sakit, beberapa bagian tubuh terasa penat, perut mulas, mengindikasikan banyaknya bahan kimia dalam tubuh sehingga kita perlu menghindari dan mengatur pola makan sehat.
  12. Hanya dengan 3 atau 5 hisapan Rokok Herbal sudah terasa perubahan dalam tubuh. Reaksi ramuan bekerja melancarkan peredaran darah sehingga mungkin berakibat badan sedikit “merinding” atau pusing yang berlangsung beberapa saat, setelah itu badan terasa hangat dan segar.
  13. Mata pedih bila terkena asap Rokok Herbal mengindikasikan mata lelah dan banyaknya zat-zat polutan udara yang masuk ke mata, dalam hal ini ramuan bekerja menormalkan kondisi mata dan harus istirahat.
  14. Mulut terasa asam mengindikasikan ramuan bekerja menormalkan asam lambung dan perlu memperhatikan makanan dan minuman yang dikonsumsi.
  15. Mulut terasa gurih dan selalu basah, karena ramuan bekerja menjaga dan menormalkan produksi enzim serta kelembaban mulut dan tenggorokan.


Jika menginginkan berhenti dari kebiasaan merokok terutama bagi perokok berat hendaknya menguranginya dengan perlahan-lahan, jangan langsung tidak merokok sama sekali. Sebab metabolisme tubuh yang sudah teracuni asap rokok akan terganggu sehingga mempercepat timbulnya berbagai macam penyakit mematikan terutama jantung serta kanker paru. Untuk itu “Rokok Herbal” menawarkan suatu metode “Berhenti Merokok dengan Rokok”.

Rokok Herbal diproduksi dengan ketelitian dan kecermatan tinggi yang selalu mengutamakan kualitas rasa, higienitas serta bahan baku pilihan. Rokok Herbal hanyalah sekedar Rokok biasa yang bertujuan mengembalikan fungsi Rokok sebenarnya dengan ramuan rahasia warisan leluhur.

Rokok Herbal diproduksi dengan berbagai varian sesuai tingkatan kandungan ramuan didalamnya, mengikuti selera konsumen yang menginginkan “Rasa Rokok” atau mengutamakan “Terapi Pengobatan dan Kesehatan”.

Tidak henti-hentinya terus dilakukan riset baik dari segi ramuan ataupun bahan baku, dengan mempertahankan ciri khas Rokok Herbal yaitu :
Menghancurkan dan menghilangkan kandungan zat-zat beracun dari bahan baku Rokok.
Menimbulkan rasa serta sensasi lain daripada yang lain.
Menyembuhkan berbagai macam penyakit.

Sehingga dalam pengembangannya Rokok Herbal menggunakan bahan baku selain tembakau, misalnya daun bayam, daun pisang atau bahan baku yang lain.



TIPS MENGURANGI MKEBIASAAN MEROKOK

Kata banyak orang yang saya temui, untuk stop merokok itu tidak bisa dengan mengurangi, tetapi harus langsung stop tidak merokok sama sekali. Apa iya? Saya mungkin salah satu orang yang ingin membuktikan bahwa stop merokok bisa melalui tahap mengurangi hingga sama sekali tidak merokok. Tips dibawah ini sudah saya lakukan dan sudah terbukti secara signifikan mengurangi kebiasaan merokok. Dulu saya bisa menghabiskan 2 sampai dengan 3 bungkus rokok dalam sehari, saat ini saya mengabiskan 1 bungkus rokok untuk waktu 1 minggu bahkan lebih. Terkadang rasa rokok juga sudah menjadi asem karena terlalu lama terbuka :))

Berikut tips mengurangi rokok.

  1. Jangan membawa korek api atau pemantik
    Untuk merokok dibutuhkan korek api atau pemantik –kalau Anda terbiasa menyalakan rokok dengan menggesek batu atau kayu ya silakan saja :)) Dengan membiasakan diri untuk selalu tidak membawa korek api atau pemantik, maka kita akan susah dan berusaha meminjam ke orang lain setiap kali mau merokok. Hal ini sudah saya lakukan cukup lama bahkan sudah menjadi salah satu ciri khas saya dimata teman-teman ;)
    Sisi positif yang akan kita dapatkan dari kebiasaan ini:
    • Tidak akan bisa merokok sesuka hati, tetapi tergantung apakah ada orang disekitar kita yang bisa kita pinjami korek api atau pemantik
    • Bisa mendapat teman baru, siapa tahu orang yang meminjami kita ternyata menawarkan proyek :d
    • Tetapi, bisa juga menjadi omongan yang tidak enak kedengarannya, "Ini orang gak punya duit apa ya? korek ajah pinjem." :)) Tidak apa-apa, dengan begini kita akan berpikir ulang saat mau meminjam korek api atau pemantik ke orang lain ;)
  2. Hilangkan semua korek api atau pemantik di tempat tinggal kita
    Di rumah saya agak susah mencari korek api atau pemantik, saya menyalakan rokok menggunakan kompor gas :))
  3. Hilangkan semua korek api atau pemantik yang kita pinjam
    Dengan cara ini saya jamin tidak akan ada seorang pun yang mengenal Anda akan meminjamkan korek api atau pemantiknya
    :)) Dan Anda juga akan kapok jika melakukan hal ini kepada orang yang belum Anda kenal, apalagi jika pemantik yang Anda pinjam adalah pemantik dengan merek Zippo =))
  4. Habiskan dan jangan dibuang!
    Maksudnya, jika Anda telah membeli sebungkus rokok dan belum habis karena menjalankan tips nomor 1, 2 dan 3. Lalu rokok sudah berasa asem karena masuk angin, Anda harus bertanggung jawab untuk tetap menghabiskannya! Ini akan membuat Anda berhitung dan berpikir untuk melakukan tip nomor 5.
  5. Membeli rokok batangan
    Saran saya, belilah mulai dari setengah bungkus lalu menurun sampai pada beli satu atau dua batang. Ini harus Anda lakukan dengan komitmen yang kuat. Jadi Anda harus tetap melakukan hal ini walaupun Anda sedang memegang uang dengan pecahan yang cukup besar untuk membeli satu atau dua batang rokok.
    Sisi positif yang akan Anda dapatkan:
    • Anda akan malu jika membeli satu atau dua batang rokok dengan pecahan uang ditangan Anda yang cukup besar. Pada akhirnya Anda mungkin akan mengurungkan diri untuk membeli rokok. Dengan kata lain, Anda hanya akan membeli rokok jika punya uang recehan.
    • Anda juga mungkin punya rasa gengsi untuk mampir ke warung hanya untuk membeli satu atau dua batang rokok. Tidak apa-apa, gengsi seperti ini justru berdampak positif bagi keinginan Anda untuk mengurangi rokok.
    • Nah, kalau Anda sudah berkomitmen seperti ini maka Anda juga tidak bisa membeli rokok di supermarket kan? Mana ada supermarket atau minimarket yang menjual rokok batangan ;)

    Jika tip nomor 5 ini masih dirasa berat, silakan berhadapan dengan risiko yang ada pada tip nomor 4.

  6. Berdoa terus agar rokok semakin mahal
    Saya merasakan harga rokok semakin mahal, dulu saat saya SMA sebungkus rokok harganya kurang dari Rp. 1.000 (bahkan seingat saya beberapa merek harganya Rp. 450 sebungkus), saat kuliah berkisar dari Rp. 1.000 - Rp. 3.000, sekarang berkisar antara Rp. 7.000 - Rp. 11.000. Dulu saya pernah berdoa agar harga rokok naik, entah kapan, dan saya yakin itu bukan doa saya seorang karena buktinya harga rokok terus naik ;) Semakin tinggi harga rokok semakin membuat para perokok berpikir untuk membelinya. Yok, kita berdoa sama-sama :)
    **sayangnya, hal ini juga bisa memancing kriminalitas :(
  7. Membeli rokok dengan PPRUDDT
    Saya sempat melakukan hal ini yaitu membeli rokok dengan Potongan Pajak Rokok Untuk Dimasukan Dalam Tabungan. Disarankan dimasukan ke tabungan orang lain misalnya tabungan istri atau pacar atau siapa saja yang penting bukan tabungan Anda sendiri ;) –Tabungan saya juga boleh banget :d.
    Jadi, kita harus disiplin untuk selalu memasukan sejumlah uang kedalam tabungan sebesar X persen dari harga rokok yang kita beli. Misalnya saya menetapkan X=60% dan harga rokok yang saya beli adalah Rp. 8.000. Maka saya harus membeli rokok dengan harga Rp. 12.800 dengan rincian Rp. 8.000 untuk membeli rokok dan Rp. 4.800 untuk ditabung. Tip nomor 7 ini untuk mengatisipasi jika doa pada tip nomor 6 tidak dikabul-kabulkan :p
    Pelajaran yang didapat dari tip ini:
    Ternyata harga untuk kebiasaan kita merokok itu jauh lebih mahal dari kebutuhan pokok yang seharusnya kita penuhi. Bahkan bisa jadi lebih mahal dari kebutuhan tersier kita :(
  8. Cari istri atau suami atau pacar yang anti dengan asap rokok :d
    Nah, ini penting banget dan bisa menjadi motivasi kuat untuk mengurangi bahkan berhenti sama sekali ;)
  9. Jangan membawa rokok dan korek api atau pemantik
    Jadi kalau Anda mau merokok, maka Anda harus minta rokok :)) Setelah minta rokok maka Anda akan berhadapan dengan tip nomor 2. Triknya jangan lakukan secara berurut, tapi pakai strategi seperti ini:
    "Mas, permisi. Punya korek api gak?" Lalu setelah orang itu memberikan koreknya, yang Anda harus lakukan adalah berpura-pura merogoh kantong lalu berkata, "Walah, maaf Mas. Punya rokoknya gak?" =))

Sengaja saya tidak memasukan unsur-unsur ancaman kesehatan disini, saya pikir semua perokok sudah tahu apa risikonya. Pengalaman dari yang saya lihat disekitar saya, jarang ada perokok yang berhenti merokok karena takut akan risiko kesehatannya. Mereka biasanya cuek bahkan berani bilang "Kalau sudah takdirnya mati ya mati." Bahkan tidak sedikit dari mereka yang sudah pernah merasakan sakit parah akibat merokok kembali merokok ketika merasa dirinya sudah sehat :(

Mungkin beberapa tips diatas sedikit bercanda, hanya percaya atau tidak, saya sudah melakukan hal ini bahkan sekali-sekali melakukan tip nomor 9 :)) Alhamdulillah saat ini saya hanya merokok rata-rata 1-2 batang sehari bahkan terkadang tidak sama sekali. Saya cukup bersyukur bisa mengubah gaya hidup dari perokok berat hingga seperti saat ini. Suatu hari kelak, dalam waktu dekat, saya yakin bisa berhenti sama sekali :)

“TAAT CUMA KALO ADA YANG LIAT, TANYA KENAPA?”

Sering kali kita menemukan dan melihat pesan tersebut (atau yang sejenis), baik di rumah dengan melalui media elektronik berupa televisi, ataupun di jalan-jalan yang biasa kita lewati melalui media reklame. Pesan tersebut mudah kita temukan dan terlihat di mana-mana. Ya, sebagaimana yang kita ketahui pesan tersebut merupakan bentuk pemasaran (iklan) yang dibuat oleh salah satu merek dari produk rokok terkenal, A MILD. Redaksi pesan tersebut hanyalah salah satu dari sekian banyak pesan yang disampaikan oleh A MILD. Sebut saja yang lainnya, “Jalan Pintas Dianggap Pantas”, “Gali Lubang Tutup Lupa”, “Kalo Masih Banyak Celah Kenapa Harus Nyerah”, “Terus Terang, Terang Ga Bisa Terus-terusan”, “Mau Pintar Ko’ Mahal?”, “Susah Ngeliat Orang Seneng, Seneng Ngeliat Orang Susah” atau pesan berbau religius ketika di bulan Ramadhan, seperti “Ngobrol Jangan Cuma Setahun Sekali!” atau “Malu Sama Yang di Atas!” yang semua itu diakhiri dengan kalimat, “Tanya Kenapa?”

Jika kita baca, resapi dan pahami, pesan-pesan tersebut merupakan bentuk kritik moral terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah atau pun kepada sikap kita sehari-hari. Pesan-pesan yang ringan, santai dan tidak menggurui tetapi memiliki makna yang tajam dan mendalam. Tajam karena bersifat menggugat sesuatu yang umumnya biasa terjadi atau sering dilakukan tetapi justru merupakan sikap yang harus dirubah. Mendalam karena sangat menyadarkan kita, dan dengan perkataan akhir “Tanya Kenapa(?)”, menjadikan diri kita berintropeksi dan tergerak.

Sebagaimana yang kita ketahui juga bahwa, kini perusahaan rokok semakin dibatasi kesempatannya dalam memasarkan/ mengiklankan produknya, baik itu dalam hal ruang pemasaran maupun dalam hal waktu pemasaran. Perusahaan rokok dilarang memasarkan produknya serta tidak boleh menjadi sponsor kegiatan pada (umumnya) institusi pendidikan. Dalam memasarkan/ mengiklankan pun perusahaan rokok tidak boleh menampilkan wujud rokok serta aktivitas merokok baik itu dalam visualisasi berupa gambar atau film pada media televisi, internet dan reklame ataupun suara pada media radio. Waktu pemasaran pun dibatasi, yaitu di atas jam setengah sepuluh malam sampai jam lima pagi, dengan asumsi anak-anak pada waktu tersebut tidak menggunakan media elektronik yang informatif (Peraturan Pemerintah No.38 Th.2000). Dan rokok pun dalam pemasarannya “wajib” menyertakan peringatan pemerintah bahwa merokok dapat merusak kesehatan.

Kebijakan tersebut (termasuk kebijakan pengontrolan perokok dan asap rokok dengan menyediakan smoking room khususnya di kota Jakarta) ada karena secara mendasar orang tahu bahwa rokok merupakan produk yang merusak kesehatan. Bahan yang ada pada rokok (banyak) merupakan racun yang tentu saja tidak baik dikonsumsi/ dihisap, dalam hal ini rokok merusak kesehatan dan berbahaya bagi keselamatan jiwa si penghisap. Saat merokok, orang menghisap kurang lebih 4000 bahan kimia dengan tiga komponen utama, yaitu: nikotin yang menyebabkan ketergantungan/ adiksi, tar (benzo-a-piren, piren) yang bersifat karsinogenik dan karbon monoksida yang afinitasnya sangat kuat terhadap hemoglobin sehingga kadar oksigen dalam darah (terutama bagi perokok pasif) berkurang -sumber: Health Departement of Western Australia dari Lembaga M3 (Menanggulangi Masalah Merokok). Jika hal tersebut terakumulasi akan menimbulkan penyakit kanker, impotent, atau merusak jantung, paru-paru, janin, kandungan dan lainnya –Peringatan Pemerintah, tertera pada kemasan dan penyampaian iklan rokok. Dari hal-hal tersebut kita (termasuk perokok aktif) sepakat bahwa rokok merupakan produk yang merusak kesehatan. Produk yang membahayakan keselamatan jiwa. Rokok bersifat mematikan.

Dengan ter(dan di)sosialisasikannya pengetahuan atau informasi itu oleh para pakar, praktisi, dan aktivis kesehatan (atau yang lainnya) pada khalayak umum baik itu melalui media elektronik dan cetak maupun melalui kegiatan seminar, diskusi dan kampanye, serta dengan adanya kebijakan pemerintah yang membatasi pemasaran/ iklan rokok, tidak membuat perusahaan rokok dengan tim kreatif dan marketingnya “kehilangan akal”. Di saat perusahaan lain (selain perusahaan rokok) memasarkan produknya dengan cara mengatakan dan menampilkan keunggulan-keunggulan produknya ditambah dengan slogan-slogan seperti “propaganda konsumtif”, rokok yang sebelumnya juga dianggap sebagai “teman” kesendirian, kecemasan, kepusingan dan stress (candu), kini hadir sebagai “teman” yang senantiasa menyapa kita dengan pesan-pesan yang mencerahkan, bermakna, berguna dan bermanfaat.

Selain pesan-pesan moral berupa kritik yang disampaikan oleh produk rokok merek A MILD dari SAMPOERNA GROUP, merek-merek lain pun tidak mau kalah friendly-nya. Sebut saja pesan, “Apa Obsesimu?” disertai dengan slogan “Bikin Hidup Lebih Hidup” dari merek STAR MILD, “U are U !” (baca: kamu adalah kamu) dari merek U MILD, “X-presikan Aksimu!” dari merek X MILD, dan yang lainnya, merupakan pesan-pesan hidup yang juga mencerahkan, bermakna, berguna dan bermanfaat.

Rokok dengan image sebagai “teman” pun hadir di saat teman-teman kita (yang memang kita anggap sebagai teman sepermainan) lengkap dengan pergaulannya, lebih banyak membicarakan dan melakukan kegiatan yang tidak bermakna, tidak berguna dan tidak bermanfaat serta jauh dari mencerahkan. Kegiatan-kegiatan yang konsumtif, tidak produktif dan bersifat hura-hura (hedonis). Rokok hadir sebagai “teman” dengan pesan dan nasehat di saat kebanyakan dari teman-teman kita tidak melakukannya. Rokok juga hadir sebagai “teman” di saat peran dan fungsi orangtua sebagai “teman” terdekat semakin berkurang karena berbagai macam kesibukannya.

Ya, rokok tampil sebagai “teman” dengan begitu percaya diri di saat banyak dari kita sulit atau tidak bisa melakukannya. Padahal, pesan-pesan dari masing-masing merek rokok tersebut disampaikan atas dasar agar rokok tetap bisa diterima oleh khalayak umum (begitu juga dengan banyaknya beasiswa yang tersedia di institusi pendidikan dari perusahaan-perusahaan rokok). Agar kita permisif/ mentolerir rokok yang bersifat merusak kesehatan dan mematikan. Agar kita bimbang terhadap mana nilai yang baik dan mana nilai yang buruk. Agar rokok bisa dianggap oleh kita sebagai “teman”. Hal ini membuat kita “lupa”, bahwa pesan-pesan tersebut tidak lebih dari strategi dalam memasarkan produk yang dibuat dan disebarkan oleh perusahaan rokok agar produknya tetap dan lebih laku dijual serta diterima di pasar dan dikonsumsi.

Jadi benar jika ada yang mengatakan, “marketing adalah bagaimana cara kita menjual sate babi di kampung Arab (dan laku)!”. Babi mungkin bisa enak, mengenyangkan dan laku dijual, tetapi tetap saja babi haram dikonsumsi (salah satunya karena merusak kesehatan) bagi orang Arab (baca: Islam). Begitu juga dengan rokok yang mungkin bisa menjadi “teman”, TTM,.tetapi bukan “teman tapi mesra” sebagaimana lagu yang dinyanyikan grup musik Ratu. Rokok adalah “teman” yang membahayakan kesehatan dan jiwa kita. Rokok, “teman” tapi mematikan.

MEROKOK ITU KONYOL

Bikin Hidup Lebih Redup

03. September 2007

Perokok Berisiko Tinggi Terserang Dementia

Antara News - Orang yang merokok lebih mungkin untuk terserang penyakit Alzheimer dan bentuk lain sakit jiwa (dementia) dibanding orang yang telah berhenti atau tak pernah merokok. Perokok yang berusia di atas 55 tahun menghadapi kemungkinan 50 persen untuk terserang sakit jiwa dibandingkan dengan orang yang tak merokok, kata Dr. Monique Breteler dari Erasmus Medical Center di Rotterdam, Belanda, dan rekannya.Breteler dan rekannya, yang menulis di jurnal Neurology, mengatakan mereka menelusuri hampir 7.000 orang yang berusia 55 tahun dan lebih selama rata-rata tujuh tahun. Selama masa itu, 706 di antara orang-orang tersebut terserang sakit jiwa.

Ada satu jenis gen yang sudah diketahui yang meningkatkan risiko sakit jiwa yang disebut APOE4 atau apolipoprotein E4. Merokok tak berdampak pada resiko Alzheimer bagi orang yang memiliki gen itu. Namun orang yang tak memiliki gen tersebut menghadapi 70 persen risiko Alzheimer kalau mereka merokok.

Merokok dapat mengakibatkan stroke ringan, yang pada gilirannya merusak otak dan mengakitkan sakit jiwa, kata Breteler. “Merokok meningkatkan risiko penyakit cerebrovascular (stroke), yang juga berhubungan dengan dementia,” kata Breteler dalam suatu pernyataan yang dikutip Reuters.

“Mekanisme lain dapat melalui stres oxidative, yang dapat merusak sel di dalam pembuluh darah dan mengarah kepada pengerasan pembuluh nadi. Perokok mengalami stress oxidative yang lebih besar dibandingkan orang yang bukan perokok, dan peningkatan tekanan oxidative juga terlihat pada penyakit Alzheimer,” katanya.

Stress oxidative adalah suatu proses yang sama dengan berkarat, kondisi yang memungkinkan reaksi kimia merusak DNA.

Selasa, 17 Februari 2009

Di balik kenikmatan rokok


Bagi pecandu rokok, menghisap rokok tak ubahnya seperti kebutuhan pokok. Sehari tak merokok, badan seperti tak fit, pikiran sulit berkonsentrasi, dan mulut terasa asam. Seorang pecandu bahkan rela mengganti sarapan paginya hanya dengan sebatang rokok dan segelas kopi.

Padahal banyak penelitian menyimpulkan bahaya kebiasaan merokok bagi kesehatan, seperti dapat meningkatkan risiko timbulnya penyakit jantung dan gangguan pembuluh darah, kanker paru-paru, kanker rongga mulut, kanker laring, kanker osefagus, bronkhitis, tekanan darah tinggi, impotensi serta gangguan kehamilan dan cacat pada janin.

Di dalam satu batang rokok terkandung sedikitnya 4000 zat kimia beracun. Zat kimia yang dikeluarkan ini terdiri dari komponen gas (85 persen) dan partikel. Nikotin, gas karbonmonoksida, nitrogen oksida, hidrogen sianida, amoniak, akrolein, asetilen, benzaldehid, urethan, benzen, methanol, kumarin, 4-etilkatekol, ortokresol dan perylene adalah sebagian dari ribuan zat di dalam rokok.

Sementara komponen gas asap rokok adalah karbonmonoksida, amoniak, asam hidrosianat, nitrogen oksida dan formaldehid. Partikelnya berupa tar, indol, nikotin, karbarzol dan kresol. Zat-zat ini beracun dan dapat menimbulkan kanker (karsinogen). Lalu sebetulnya, apakah zat-zat tersebut dan bagaimana caranya mereka bisa membahayakan tubuh ?

1. Nikotin.

Meracuni saraf tubuh, meningkatkan tekanan darah, menimbulkan penyempitan pembuluh darah tepi dan menyebabkan ketagihan dan ketergantungan pada pemakainya. Kadar nikotin 4-6 mg yang dihisap setiap hari sudah bisa membuat seseorang ketagihan.

2. Timah hitam (Pb)

Biasanya dihasilkan sebatang rokok sebanyak 0,5 ug. Jika sebungkus rokok isinya 20 batang yang dihisap, maka dalam satu hari menghasilkan 10 ug. Sementara ambang batas timah hitam yang masuk ke dalam tubuh adalah 20 ug per hari. Bayangkan bila seorang perokok berat menghisap rata-rata 2 bungkus rokok per hari...sereeem.

3. Gas karbonmonoksida (CO)

Cenderung berikatan dengan hemoglobin dalam sel-sel darah merah. Seharusnya hemoglobin ini berikatan dengan oksigen yang sangat penting untuk pernasapan sel-sel tubuh, tapi karena gas CO lebih kuat daripada oksigen, maka gas CO ini merebut tempatnya si oksigen di hemoglobin. Maka hemoglobin bergandengan dengan gas CO. Yang repot, kadar gas CO dalam darah perokok berkisar 4-15 persen, padahal normalnya tak boleh dari 1 persen.

4. Tar

Tar adalah kumpulan dari ribuan bahan kimia dalam komponen padat asap rokok dan bersifat karsinogen. Ketika rokok dihisap, tar masuk ke dalam rongga mulut sebagai uap padat. Setelah dingin akan menjadi padat dan membentuk endapan berwarna coklat pada permukaan gigi, saluran pernafasan dan paru-paru. Pengedapan ini bervariasi antara 3-40 mg per batang rokok, sementara kadar tar dalam rokok berkisar 24-45 mg.

Nah itulah kira-kira zat-zat berbahaya yang terkandung dalam rokok. Bagi bukan perokok juga dapat mengalami bahaya kesehatan yang sama, ini disebut perokok pasif. Karena mereka bukalan perokok tapi terpapar asap rokok dari orang terdekat yang merokok.

Tapi tahukah AndaPada perokok juga mengalami penurunan zat kekebalan tubuh (antibodi) yang terdapat di dalam ludah yang berguna untuk menetralisir bakteri. Sel pertahanan tubuh tidak dapat mendekati dan memakan bakteri-bakteri penyerang tubuh sehinggal sel pertahanan tubuh tidak peka lagi terhadap perubahan di sekitarnya juga terhadap infeksi.

Nah itulah kira-kira zat-zat berbahaya yang terkandung dalam rokok. Bagi bukan perokok juga dapat mengalami bahaya kesehatan yang sama, ini disebut perokok pasif. Karena mereka bukalan perokok tapi terpapar asap rokok dari orang terdekat yang merokok.

Udara cemar yang dihirup oleh para perokok pasif dapat menimbulkan kumatnya penderita asma dan gejala-gejala lain yang membahayakan bagi para penderita alergi lainnya. Bagi para penderita jantung koroner, terpapar asap rokok juga sangat berbahaya, karena asap rokok mengandung karbon monoksida yang melebihi kadar batas.

Bahkan baru-baru ini penelitian menemukan bahwa telah ditemukan kadar nikotin yang dapat diukur dalam darah dan urine para perokok pasif. Ini membuktikan karbon monoksida mampu menembus dinding alveoli ke dalam darah!

Nah bagaimana? Masih ingin tetap merokok?

Fatwa MUI


JAKARTA, SELASA - Industri rokok di Indonesia kini makin menjerat anak-anak dan remaja melalui berbagai strategi marketing seperti iklan, promosi, sponsorship, point of sales hingga Corporate Social Responsibility yang mereka lakukan.
Komisi Nasional Perlindungan Anak menyatakan bahwa iklan, promosi dan sponsorship rokok mengancam hak hidup anak. Oleh karena itu iklan, promosi dan sponsorship rokok harus dilarang, kata Ketua Umum Komisi Nasional Perlindungan Anak Seto Mulyadi saat audiensi ke Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Jakarta, Selasa (12/8).
Komnas Perlindungan Anak diterima oleh Ketua MUI H. Amidhan, H.Nazri Adlani (Ketua), KH. Khalil Ridwan, Dr. Yunahar Ilyas, Prof. Amir Syarifuddin, Prof. Dr. Hj. khuzaerah, Dr. Anuar Abbas (Sekretaris), Dra. Hj. Wedya Safitri (Sekretaris).
Selain itu, Komnas Perlindungan Anak juga mendorong peran serta masyarakat, dalam hal ini MUI untuk segera mengeluarkan fatwa MUI yang menyatakan jika tembakau atau rokok adalah haram untuk melindungi anak-anak Indonesia dari dampak yang lebih buruk lagi.
Industri rokok mengeluarkan dana hampir Rp 1,6 trilyun untuk menjual rokok produksi mereka lewat iklan, promosi dan sponsorship. Ini tidak sebanding dengan pengeluaran negara untuk memberi layanan kesehatan bagi masyarakat akibat merokok melalui program Askeskin yakni Rp 167 trilyun pada tahun 2005.
Berdasarkan hasil pantauan Komnas Perlindungan Anak, iklan yang disponsori perusahaan rokok telah berada dimana-mana. Iklan itu masuk pada wilayah-wilayah perlintasan yang dilalui oleh anak-anak.
Hal ini terpapar dalam hasil penelitian Keterpajanan remaja terhadap iklan dan kegiatan yang disponsori industri rokok , meliputi 99,7 persen remaja melihat iklan rokok di televisi, 87,7 persen remaja melihat iklan rokok di media luar rua ng, 76,2 persen remaja melihat iklan rokok di koran dan majalah, 81 persen remaja pernah mengikuti kegiatan yang disponsori industri rokok.
Menanggapi hal itu, MUI meminta komnas Perlindungan Anak untuk membuat MoU (kesepahaman) antara MUI dan Komnas Anak yang mengatur tentang perlunya tindakan perlindungan bagi anak dari bahaya tembakau atau rokok.
Berdasarkan kesepahaman tersebut, MUI akan membahas urgensi adanya Fatwa MUI yang menyatakan jika tembakau/rokok adalah haram dalam Ijtima' (Kongres Nasional MUI) yang direncanakan akan dilangsungkan pada akhir tahun ini.
MUI mendorong dan mendukung lembaga-lembaga terkait lainnya agar bisa melakukan hal serupa sebagai bentuk tanggung jawab masyarakat terhadap upaya perlindungan anak (khususnya perlindungan anak dari bahaya dampak tembakau/rokok).
Gampang banget ya di Republik ini bikin FATWA, PERDA, PP, UU,PERPRES, PERMEN. Dll
Dikit2 bikin Fatwa, dikit2 bikin perda, dikit2 bikin permen...............bikin apa koq dikit-dikit................hahahahahaha...............
Banyak yang latah di pemerintah Indonesia ini.
Apa karna untuk menjadi pejabat cukup hanya menyiapkan uang yang banyak tanpa disertai dengan OTAK yang memadai.
Mungkin bagi kaum intelek peraturan atau fatwa sejenisnya bukanlah cara untuk mengatasi masalah.
Dibuatkan apapun kalau akar masalahnya tidak pernah disentuh pasti itu semua NONSEN.
Bicara rokok, produksi rokok, iklan rokok dsb..............koq tiba2 keluar fatwa HARAM.
Bagi saya ini aneh,...............................
Saya dan semua leluhur saya orang Islam tapi ada perasaan ANEH bagi saya.......... organisasi agama semacam ini kalo di isi oleh orang-orang yang berotak KERDIL seperti ini.
Pokok persoalannya bagi saya :
Selama negara masih menganggap bahwa pita cukai rokok merupakan pengahsilan negara maka semua itu OMDO.
Selama produksi rokok masih bertebaran dimana dan tetap menjadi prioritas negara dan pemerintah tentunya semua itu OMDO.

Mengapa tidak sedikitpun berpikir bahwa inti persoalannya bukan ada pada Fatwa nya.
- Kalau hanya untuk menghindari bahaya anak terhadap dampak tembakau.
Seharusnya pemerintah jauh-jauh hari mempersiapkan moral dan mental masyarakat betapa mahalnya SEHAT.
- Kalau ada fatwa ROKOK HARAM.
Bagaimana pabrik, kebun, karyawan pekerja pembuat rokok, berarti haram dong.
Lah betapa tololnya negeri ini dan pemerintahnya sudah tau HARAM malah memungut hasil pajak dari barang HARAM.
- Koq herannya saya kenapa MUI ngurusin segala ROKOK, kalo gitu MUI ganti aja MUPR = Majelis Ulama Perusahaan Rokok.
Jangan mengatasnamakan MUI = Majelis UlamaIndonesia.
Karna ulama biasanya bertanggung jawab Moral Umatnya bukan Rokok Umatnya.
Reply With Quote