Jumat, 27 Februari 2009

Rokok Mengalahkan Kebutuhan Anak

Liputan6.com, Jakarta: Bagi sebagian orang mengisap rokok memang mengasyikan. Itu pula yang dirasakan Rahmat. Ia bisa menghabiskan Rp 250 ribu per bulan demi hobinya merokok. Jumlah itu lebih besar daripada konsumsi susu anaknya yang hanya Rp 190 ribu per bulan. Kebutuhan anak terpaksa dikalahkan dengan hobi sang ayah.

Kondisi ini tentu ironis. Berdasarkan hasil survei Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, banyak warga miskin yang cenderung menghabiskan uangnya untuk merokok ketimbang memenuhi kebutuhan susu dan pendidikan anak.

"Berdasarkan perhitungan tahun 2006, pengeluaran rumah tangga untuk rokok itu rata-rata sebesar Rp 117 ribu per bulan. Angka ini lebih besar dari dana bantuan langsung tunai," kata Abdillah Ahsan, peneliti Lembaga Demografi, Kamis (26/2).

Hasil survei juga menyebutkan jika pemasukan sebuah keluarga miskin sekitar satu juta rupiah per bulan, maka biaya untuk rokok yang dikeluarkan sekitar Rp 120 ribu. Sedangkan biaya untuk membeli telur dan susu hanya 2,25 persen atau sekitar Rp 28 ribu. Biaya pendidikan untuk anak bahkan lebih kecil lagi, yakni sekitar satu persen atau hanya Rp 12 ribu per bulan.

Untuk itu Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi berharap pemerintah segera meratifikasi kebijakan tembakau dunia. Termasuk menaikkan harga cukai, rokok, serta melarang iklan rokok.(IAN/Teguh DH)

Tidak ada komentar: