Selasa, 17 Februari 2009

Di balik kenikmatan rokok


Bagi pecandu rokok, menghisap rokok tak ubahnya seperti kebutuhan pokok. Sehari tak merokok, badan seperti tak fit, pikiran sulit berkonsentrasi, dan mulut terasa asam. Seorang pecandu bahkan rela mengganti sarapan paginya hanya dengan sebatang rokok dan segelas kopi.

Padahal banyak penelitian menyimpulkan bahaya kebiasaan merokok bagi kesehatan, seperti dapat meningkatkan risiko timbulnya penyakit jantung dan gangguan pembuluh darah, kanker paru-paru, kanker rongga mulut, kanker laring, kanker osefagus, bronkhitis, tekanan darah tinggi, impotensi serta gangguan kehamilan dan cacat pada janin.

Di dalam satu batang rokok terkandung sedikitnya 4000 zat kimia beracun. Zat kimia yang dikeluarkan ini terdiri dari komponen gas (85 persen) dan partikel. Nikotin, gas karbonmonoksida, nitrogen oksida, hidrogen sianida, amoniak, akrolein, asetilen, benzaldehid, urethan, benzen, methanol, kumarin, 4-etilkatekol, ortokresol dan perylene adalah sebagian dari ribuan zat di dalam rokok.

Sementara komponen gas asap rokok adalah karbonmonoksida, amoniak, asam hidrosianat, nitrogen oksida dan formaldehid. Partikelnya berupa tar, indol, nikotin, karbarzol dan kresol. Zat-zat ini beracun dan dapat menimbulkan kanker (karsinogen). Lalu sebetulnya, apakah zat-zat tersebut dan bagaimana caranya mereka bisa membahayakan tubuh ?

1. Nikotin.

Meracuni saraf tubuh, meningkatkan tekanan darah, menimbulkan penyempitan pembuluh darah tepi dan menyebabkan ketagihan dan ketergantungan pada pemakainya. Kadar nikotin 4-6 mg yang dihisap setiap hari sudah bisa membuat seseorang ketagihan.

2. Timah hitam (Pb)

Biasanya dihasilkan sebatang rokok sebanyak 0,5 ug. Jika sebungkus rokok isinya 20 batang yang dihisap, maka dalam satu hari menghasilkan 10 ug. Sementara ambang batas timah hitam yang masuk ke dalam tubuh adalah 20 ug per hari. Bayangkan bila seorang perokok berat menghisap rata-rata 2 bungkus rokok per hari...sereeem.

3. Gas karbonmonoksida (CO)

Cenderung berikatan dengan hemoglobin dalam sel-sel darah merah. Seharusnya hemoglobin ini berikatan dengan oksigen yang sangat penting untuk pernasapan sel-sel tubuh, tapi karena gas CO lebih kuat daripada oksigen, maka gas CO ini merebut tempatnya si oksigen di hemoglobin. Maka hemoglobin bergandengan dengan gas CO. Yang repot, kadar gas CO dalam darah perokok berkisar 4-15 persen, padahal normalnya tak boleh dari 1 persen.

4. Tar

Tar adalah kumpulan dari ribuan bahan kimia dalam komponen padat asap rokok dan bersifat karsinogen. Ketika rokok dihisap, tar masuk ke dalam rongga mulut sebagai uap padat. Setelah dingin akan menjadi padat dan membentuk endapan berwarna coklat pada permukaan gigi, saluran pernafasan dan paru-paru. Pengedapan ini bervariasi antara 3-40 mg per batang rokok, sementara kadar tar dalam rokok berkisar 24-45 mg.

Nah itulah kira-kira zat-zat berbahaya yang terkandung dalam rokok. Bagi bukan perokok juga dapat mengalami bahaya kesehatan yang sama, ini disebut perokok pasif. Karena mereka bukalan perokok tapi terpapar asap rokok dari orang terdekat yang merokok.

Tapi tahukah AndaPada perokok juga mengalami penurunan zat kekebalan tubuh (antibodi) yang terdapat di dalam ludah yang berguna untuk menetralisir bakteri. Sel pertahanan tubuh tidak dapat mendekati dan memakan bakteri-bakteri penyerang tubuh sehinggal sel pertahanan tubuh tidak peka lagi terhadap perubahan di sekitarnya juga terhadap infeksi.

Nah itulah kira-kira zat-zat berbahaya yang terkandung dalam rokok. Bagi bukan perokok juga dapat mengalami bahaya kesehatan yang sama, ini disebut perokok pasif. Karena mereka bukalan perokok tapi terpapar asap rokok dari orang terdekat yang merokok.

Udara cemar yang dihirup oleh para perokok pasif dapat menimbulkan kumatnya penderita asma dan gejala-gejala lain yang membahayakan bagi para penderita alergi lainnya. Bagi para penderita jantung koroner, terpapar asap rokok juga sangat berbahaya, karena asap rokok mengandung karbon monoksida yang melebihi kadar batas.

Bahkan baru-baru ini penelitian menemukan bahwa telah ditemukan kadar nikotin yang dapat diukur dalam darah dan urine para perokok pasif. Ini membuktikan karbon monoksida mampu menembus dinding alveoli ke dalam darah!

Nah bagaimana? Masih ingin tetap merokok?

Tidak ada komentar: